Jual Beli Komunitas AB
Konsumsi Saffron dapat Cegah Corona?
Para ahli menginformasikan, COVID-19 (selanjutna ditulis Corona) terhitung virus yang tidak berbahaya dibanding virus sejenis seperti SARS. Tingkat kematian yang disebabkan oleh Corona juga jauh lebih rendah. Yang berbahaya adalah tingkat penyebarannya yang sedemikian cepat. Butuh delapan bulan bagi SARS untuk menginfeksi lebih dari 8.000 orang. Sedangkan Corona telah menginfeksi lebih dari 75.000 orang hanya dalam waktu sekitar delapan minggu.
Meski tingkat kematian yang disebabkan oleh Corona hanya 2%, namun Corona bisa menyebabkan efek parah bahkan berujung pada kematian bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan lemah seperti orang lanjut usia atau mereka yang memiliki riwayat kesehatan yang buruk. Disebutkan Corona dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang lebih rendah dan lebih serius, seperti pneumonia atau bronkitis.
Nah dari sini, sebenarnya pencegahan untuk tidak terinfeksi Corona jadi terbuka lebar. Selain menjaga kebersihan dengan rutin cuci tangan dan menghindari sesering mungkin keluar rumah sebagaimana yang disarankan otoritas kesehatan, langkah pencegahan lainnya adalah memperkuat imun tubuh. Imun tubuh kuat bukan berarti tidak bisa tertular virus, tapi fungsinya adalah untuk menghadapi serangan virus sehingga virus tidak menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh. Disebutkan para ahli, bahwa dalam banyak kasus, mereka yang positif terinfeksi Corona Virus tidak menampakkan gejala apapun. Sebutan di dunia medisnya, asimptomatik. Tidak timbulnya gejala, karena imun tubuh yang kuat.
Salah satu herbal yang manfaatnya memperkuat imun tubuh dan dianjurkan medis terutama oleh dokter dan ahli di Iran adalah Saffron. Berikut, penjelasan yang saya rangkum dari sejumlah artikel dan berita di situs-situs Iran. Kita akan coba menjawab pertanyaan, apakah mengkonsumsi Saffron efektif untuk mencegah efek mematikan dari Corona dan zat dan kandungan apa saja yang dimiliki Saffron?.
Sebagaimana informasi resmi, Corona pertama kali ditemukan di Wuhan China, yang kemudian menyebar dengan sedemikian cepat dan menjangkiti banyak negara termasuk diantaranya Iran. Sejak ditemukan pasien positif terinfeksi Corona pada 18 Februari lalu, sampai hari ini (6 April 2020) disebutkan ada 60.500 kasus Corona di Iran. Meski Corona telah menyebabkan kematian 3.739 orang, namun Iran berhasil memulihkan dari mereka yang terinfeksi sebanyak 24.236 orang. Dari 60 ribu kasus lebih, hanya sekitar 4000 pasien yang butuh penanganan serius. Artinya puluhan ribu dari warga Iran yang terinfeksi Corona tidak menimbulkan gejala atau hanya mengalami gejala ringan. Nah tentu jadi pertanyaan, apa banyaknya kasus asimptomatik (terinfeksi tapi tidak punya gejala) di Iran karena kebiasaan warga Iran mengkonsumsi Saffron secara rutin?.
*Kandungan Saffron*
Diantara bentuk pencegahan dan penyembuhan dari kasus Corona adalah mengkonsumsi makanan sehat terutama yang mampu memperkuat imun tubuh. Para ahli di Iran diantaranya menganjurkan untuk rutin mengkonsumsi lemon, madu, jahe, jintan hitam, bawang dan saffron. Mengapa saffron turut direkomendasikan untuk rutin dikonsumsi di masa pandemi ini?.
Jawabannya diantaranya adalah karena saffron memiliki kandungan anti oksidan yang mampu menjaga kebugaran dan memperkuat sistem imun tubuh (immunomodulasi). Dengan komponen anti oksidan yang terkandung dalam satu helai saffron dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dan juga mampu melakukan neuroproteksi (perlindungan pada saraf). Ketika para ahli menyebut Corona adalah virus yang mampu melakukan mutasi secara cepat, saffron oleh ilmu kedokteran modern disebut sebagai herbal anti mutagenik yaitu dapat mencegah mutasi.
Jadi dengan kandungan komponen anti oksidannya, Saffron bisa dikatakan mampu memberi efek secara tidak langsung pada perkembangan Corona dalam tubuh manusia yang terjangkiti.
Sejak zaman dulu, Saffron telah dikenal sebagai herbal yang memiliki efek yang baik bagi
Anda sedang mengirim pesan kepada Toko Buku Ahlul Bait 085324521168.